Friday 11 January 2008

Malam di Grand Place

Malam ini dinner di luar ceritanya. Deket Grand Place situ, kan banyak restaurant seafood. Kita lagi pengen makan mussel. Kalo orang Betawi bilang, kerang ijo. Beda emang di Bruxelles, orang2 terutama para turis menikmati banget santapan sea food ala Belgia ini. Sepanjang jalan di kawasan Grand Place, berjejer restaurant sea food dengan promosi masing2. Tapi sebenernya sih menunya ya sama aja. Bermacam-macam kerang, lobster, keong, escargot, diracik dengan bumbu dan sayur. Bedanya kalo di Indonesia, sayurnya kangkung hi hi hi....(Jadi kangen seafood jimbaran nih Hmmm....).

Seperti biasalah ya, makan di restaurant mesti mulai dari appetizer, main course sampai dessert. Makanan pembukanya udang kroket dengan salad, makanan utamanya mussels itu tadi. Dihidangkannya dengan kentang goreng. Untuk dessertnya puding karamel. Sebenernya gak terlalu istimewa sih sajiannya. Udah paling top seafood di Jimbaran atau Gunung sahari deket Mangga Dua situ. Cuma emang atmosfernya aja yang beda. Ya, diambil hikmahnya aja. Gue dan marc jadi bisa ngobrol banyak tentang segala hal. Diskusi segala macem sampai sekecil2nya. Selain itu, cukup menghibur juga saat jalan menuju kawasan restaurant ini banyak toko2 sovenir dan toko cokelat juga. Satu lagi, ternyata Grand Place di waktu malam cantik juga....


Thursday 10 January 2008

Atomium

Seperti biasa di hari Rabu, jam 12.15 siang nganter Marc terapi. Kali ini terapi nya gue liat gak terlalu ketat. Jadi Marc banyak becanda sama gue di ruangan. Biar gak stress juga lah Marc kalo serius mulu tampangnya saat diterapi.
Dari terapi nyempetin makan siang sebentar di deket situ. Ada kedai kentang gitu, nama Perancisnya sih friteries, orang Amerika bilang french fries (de'ilah...ribet amat cuma mau ngomong kentang goreng aja he he he....).Cuma di Belgia, kedainya nih kayak mobil caravan gitu. Tapi agak besar dikit. Selain kita bisa pesen kentang goreng tadi, tersedia juga sajian lainnya selain hamburger dan hot dog. Misalnya ada nugget, terus sate chicken bumbu teriyaki, lumpia, macho, dan lain-lain. Sausnya juga macem2. Selain mayonaise dan saus tomat, ada curry, american sauce, salsa, dan lain2. Banyak banget deh. sampe gak apal gue. Cuma, saus nya harus beli. Gak bisa gratis kayak di Jakarta. Sebenernya gak sehat sih makan siang kayak gini, cuma karena kita maunya cepet2 makan (karena selain udah siang, perut juga udah laper). Kalo mampir restaurant kan lama ya, pesen dulu, nunggu dulu, keburu pingsan.

Kelar makan, jalan2 ke Antomium deh. Sebenernya tahun lalu udah ke sini, tapi berhubung masih dalam perbaikan gak bisa liat ke dalam. Nah, tahun ini katanya udah bagus. Makanya kita penasaran. Waktu awal2 turun dari mobil, keliatan bangunan antomiumnya keren banget. Bagus. Kokoh. Gitu juga ruangan depan tempat turis antri untuk naik ke atas. Oya, tiket masuknya cukup mahal juga. Satu orang 9 euro. Tempat pembelian tiketnya berada di bangunan yang berbeda dengan antomiumnya. Hari itu gak banyak orang datang. Bisa dihitung jari. Sekitar 20 orang. Mungkin karena hari kerja ya, anak2 sekolah juga udah pada masuk dari libur Natal dan tahun baru. Pertama-tama kita naik lift menuju ruang paling atas dari antomium ini. Di sini kita bisa melihat pemandangan keseluruhan kota Bruxelles. Di ruangan atas itu juga ada layar TV yang berfungsi sebagai teropong, yang ada zoomnya. jadi bisa liat dari dekat bangunan yang jauh di hadapan kita. Di atas ruangan ini ada kafenya juga. Jadi bisa lebih nikmat lagi melihat pemandangan sambil makan.Dari situ kita merambah ke ruangan lainnya. Antomium itu kan bentuknya berupa bola-bola atom yang besar, jadi kita masuk ke masing-masing bola atom itu. Di dalamnya gak terlalu istimewa sih. Cuma ada rekaman video di layar lebar tentang pembuatan antomium di sekitar tahun 1958, juga ada pameran furniture bergaya kontemporer.

Yang menarik justru perjalanan menuju satu ruangan ke ruangan lain. Karena ada satu eskalator yang panjaaang....banget! Sampe ngeri deh liat ke atasnya karena panjang. Giliran turun eskalator ke bawah, terus terang gue gak berani. Tapi karena gak boleh pake lift, akhirnya gue beraniin deh. Gue hanya liat pijakan pertama, terus langsung menghadap ke atas, gak mau ke bawah. Karena curam banget. Dengkul sampai gemeter. Tapi phobia harus dilawan kan. Meski sumpah saat itu takuuut...banget! Sialan deh itu atomium. Anyway...gak papa deh ya buat pengalaman. Tapi buat rekomen, kayaknya tempat ini bagus untuk dipake potret2 di luar aja. Gak usah masuk ke dalam, karena isinya gak terlalu menarik buat gue. Mendingan ke pameran lukisan atau Grand Place sekalian di pusat kota.

Sunday 6 January 2008

Foto Keluarga Dulu, Yuuk...

Natal emang udah lewat. Tapi gara-gara pagi ini gue terima email foto dari Ayu, jadi mau nampilin fotonya di sini. Soalnya ini acara tahunan yang wajib 'Kejora' lakukan setiap Natal datang, yakni 'foto keluarga'. Iya, kita nyebutnya foto keluarga. Soalnya Ayu mewajibkan Gue, Bedu, Wuri, Patty, dan Corry (dulu sebelum ke Bulgari, Corry masih wajib ikut. Sekarang udh jauh di Bulgaria, gak bisa Ayu ngewajibin lagi he he he...), untuk berfoto bersama di hari Natal.
Seperti tanggal 25 Desember 2007 lalu, ceritanya semua udah ngumpul, tinggal gue aja yang belom nongol. Soalnya hari itu gue juga harus ngantor. Maklum, yang namanya dateline penerbitan gak libur, tetap jalan. Mau gak mau.
Sekitar jam 9 malem gue buru2 cabut dari kantor, secara Ayu dan Patty udah nelponin terus. Untuk yang terakhir Patty bilang, dia gak boleh pulang, sebelum foto keluarga selese. itu artinya, jika gue belom dateng, ya harus nunggu he he he....
Sampai di tempat, gak lama langsung deh Ayu sudah nyiapin properti seperti biasanya, topi santa. Setiap tahun, nih anak selalu beli macem2 topi. Yo wis, ambil posisi masing2, dan kemudian jepret!!!
Ternyata, hasil foto terlihat acak adul, karena masing2 pengen tampil cantik. Bedu gaya dengan angle-nya sendiri, gue dengan gaya gue, Wuri dengan pilihan posenya, juga Patty dan pacarnya, Joe, di belakang. Ayu juga langsung ambil posisi sendiri setelah menyeting kameranya.
"Kok jadi begini sih, pada sibuk gaya sendiri-sendiri. Tapi lucu juga sih fotonya. Jadi keliatan gimana gitu", komentar Ayu sambil senyum waktu liat hasil fotonya. Sementara itu yang lain juga ketawa-ketawa setelah tahu gimana ancurnya gaya di foto itu. Lihat aja deh di sini. Ayu and Patty nyium pipi Joe, sementara gue, Bedu dan Wuri, ngegaya aja gitu sendiri2. Kayak musuhan. Foto Natal yang aneh!
"Ulang lagi!" kata Ayu.
"Ayo semua yang bagus gayanya. Jangan ngulang lagi. Ini kalo gak bagus-bagus, gak bisa pulang gue. Nunggu Ayu sampe bilang bagus. capek dehh.." kata Patty.
Well, setelah mencoba dengan berbagai gaya, akhirnya selesai sudah foto keluarga Kejora malam itu.
"Boleh pulang dong gue, Yu?" tanya Patty kemudian.
Ya iyalah ya Pat....he he he

Diantara Para Bangsawan

Hari ini cerah. Gak terlalu dingin seperti kemarin, meski pagi hari sempat turun ujan yang disertai angin kencang. Biasanya kalo udah begitu, udara berubah jadi dingin, tapi hari ini gak. Alhamdulilah.
Sekitar jam dua siang, gue jalan ke pameran perhiasan yang diadain europalia, sebuah organisasi besar di Eropa yang khusus mengadakan pameran-pameran besar. Untuk tahun ini, dalam rangka ulangtahun mereka ke 50 tahun, Europolia bekerjasama dengan salah satu bank terbesar di Belgia nyelenggarain Europolia.europe Festival, yakni sebuah pameran seni dan budaya, dari 27 negara Eropa yang tergabung di European Union. Diantaranya ada Perancis, Sweden, Portugal, Austria, Malta, Bulgaria, Luxembourg, Cyprus, Italia, Spanyol, Estonia, German, dan lain-lainnya. Pameran seni dan budaya berupa expo, music, dance, theatre, film, dan literature, ini udah berlangsung sejak 3 Oktober 2007 lalu dan berakhir pada 3 Februari 2008 ini.

Dari banyaknya kegiatan, untuk pertama gue pilih pameran perhiasan eropa ini, bahasa 'sono'nya Joyaux des cours européennes. Pameran perhiasan ini bukan asal pameran perhiasan biasa aja, buat ibu2 socialite yang penuh berlian dan batu2an, tapi lebih jauh lagi. Punya nilai historis tinggi, dan tentu aja gak ada duanya. Soalnya perhiasan2 ini adalah perhiasan para bangsawan di masa lalu. Dari jaman renaisance sampai jaman kerajaan di sekitar tahun 1900-an di Eropa.
Meski nilai barang-barang di dalam pameran ini bener-bener dahsyat dan ruarrr...biasa ! (sangking mahalnya itu perhiasan2 itu bercampur dengan nilai historisnya), namun keamanannya gak menakutkan. Security yang jaga gak banyak dan suasana pameran santai banget. kelihatannya seperti gampang buat dicuri. Tapi kalo teliti sih, udah pasti di dalam gedung ini ada kamera pengintai tersembunyi, juga sinar laser, serta alat keamanan lainnya yang gak kasat mata. Security pamerannya cuma ngingetin doang kalo pengunjung gak boleh mengambil gambar di dalam dan wajib menitipkan coat atau jaket di tempat penitipan.
Di dalam, gue terkagum2 sendiri ngeliat mahkota yang bagus-bagus, cincin, bros, kalung, gelang yang cantik, bahkan ada tusuk konde, jepitan rambut, ikat pinggang Raja, bustier Ratu yang glamour. Semuat dihiasi berlian, emas, dan batu-batu mahal seperti Emerald, ruby, saphiere, aquamarine (segede-gede bagong deh potongan batunya!). Jadi ngebayangin, jaman duluuuuuu....... yang namanya bangsawan bener2 hidupnya mewah banget ya? Oya, di gedung ini terdapat juga lukisan2 para bangsawan2 Eropa itu.Lukisannya dalam ukuran yang sangat besar. Mereka mengenalan pakaian kerajaan yang bagus dan glamour sekali. Gue terus terang gak hafal deh nama2 Raja dan Ratu di Eropa, tapi yang berkesan, saat kita liat dari satu perhiasan satu ke perhiasan lain,kita bisa memperoleh informasi dari sebuah alat yang diberikan saat masuk (semacam kayak telepon genggam gitu, tapi besar). Kita tinggal pencet nomor sesuai nomor kotak perhiasan atau lukisan yang ada untuk mendapatkan cerita atau informasi sejarah perhiasan itu sekaligus siapa bangsawan pemiliknya dan lain-lain. Lengkap deh.
Gak rugi buat ngeluangin waktu ke sini. Banyak juga gue liat turis2 dari luar Belgia antusias untuk liat ini. Dan satu lagi yang bikin gue kagum. Para orangtua disana, banyak yang bawa anak2nya untuk masuk ke tempat ini dan nerangin satu2 sejarah dan latarbelakang cerita para Raja dan Ratu. Kelihatan banget jika mereka concern untuk melestarikan budaya mereka sendiri, sebagai bangsa Eropa. Bahkan anak2 itu dengan antusias bawa kursi sendiri untuk bisa naik dan melihat perhiasan tersebut. Coba di Indonesia, perhiasan para bangsawan dari Sabang sampai Merauke bisa dipamerin ya? Paling gak, generasi mudanya tahu sejarah bangsanya sendiri. Well, kenyataannya malah banyak anak-anak Indonesia yang kini justru banyak dikenalkan orangtuanya untuk komsumtif di mall. Ironis....