Wednesday 31 October 2007

5 Days in Venice

15 - 20 January 2007
Kali ini jalan-jalan dilanjutkan ke Venezia. Hari Senin, gue dan Marc berangkat dari Brussels menuju Venezia. Kita naik pesawat ke Venice pagi hari dari Charleroi aiport, sekitar jam sepuluh. Perjalanan ditempuh dalam waktu 1 jam, 50 menit.

Kenapa gak lewat Zaventem airport di Brussels? Itu karena kita nyari penerbangan murah dengan Ryan Air. Penerbangan ini menawarkan rute penerbangan murah ke Venice, Milan, Roma, Dublin, Paris, London, Amsterdam, dan lainnya. Ternyata peminatnya banyak juga lho. Orang2 dari Jerman, London, Amsterdam yg mau ke Paris or Venice banyak yang belai-belain datang ke Belgia untuk naik penerbangan Ryan Air dari Charleroi. Mungkin ini karena Brussels letaknya strategis di tengah2 negara tersebut, jadi pas banget Ryan Air menaruh pusat penerbangan di sini.

Sampe di Treviso Airport, Italy, sudah ada bus Ryan Air yang mengantar kita ke Kota Venice. Kita bayar 5 euro per-orang. Tiket tersebut berlaku PP dalam waktu seminggu. Busnya nyaman dan pastinya aman. Selama perjalanan, kita bisamenikmati pemandangan Treviso yang cantik. Rumah-rumah khas orang Italy jadi pemandangan menarik buat gue.

Setelah sekitar 40 menit, kita perjalanan berakhir di Piazzale Roma, stasiun bus di Venice. Awalnya bingun juga mau jalan ke arah mana menuju hotel yang udah kita booked. Karena memang petunjuknya gak jelas. Udah gitu, yang namanya terminal bus tentu aja berisik ya. Kebayang dong kalau orang Italy ngomong? Agak-agak sedikit berisik karena bersemangatnya he he he....Jadi inget terminal Kampung Rambutan!

Sibuk nebak arah sana-sini, gue and Marc jadi ngotot-ngototan karena ngerasa paling bener untuk menentukan jalan ke arah hotel. Akhirnya kita putuskan beli peta. Di warung majalah kita dapet, dan langsung deh kita cari itu jalan Fundamenta Minotto. Kira-kira tiga menit jalan, ketemu deh Hotel Locanda Salieri yang kita tuju.

Hotel tempat kita tinggal kecil, tapi cozy. Mungkin ini kelebihan orang-orang Italy. mereka sangat berseni, jadi tempat seluas apapun bisa didekorasi dengan kemampuan seni mereka yang luar biasa indah. Keamanannya juga terjaga dan nggak sembarangan orang boleh masuk. Ini sangat menyamankan kita karena sebelumnya beberapa teman mengingatkan agar kita hati2 karena di Venice banyak copet dan pencuri di Hotel.
Venice memang cantik dengan banyaknya gondola bersliweran di kanal yang melewati seluruh bangunan di kota ini. Pariwisata di sini memang terkenal dengan perahu langsingnya yang cantik itu. Kita bisa naik gondola diiringi musik dan nyanyian menyusuri kanal dan melihat rumah-rumah khas Venice juga kafe dan toko2 yang menarik. Meski Winter, tapi Venice yang kita lihat saat itu tetap ramai dengan turis . Bisa dibayangkan pada musim panas suasana Venice lebih ramai dan hiruk pikuk.

Dulu transpotasi banyak menggunakan gondola, tapi sekarang ini udah banyak perahu mesin atau motor boat yang digunakan masyarakatnya. Lucu juga sih ngeliat motor boat jadi transportasi utama, kayak mobil. Udah gitu kalo kita mau ke daerah yang satu dgn yang lain tapi gak punya motor boat, ada motor boat yang beroperasi setiap saat. Di setiap wilayah ada haltenya. Biayanya 5 euro. Jadi kayak kita naik bus aja, mau ke daerah mana, tinggal nunggu di halte, datanglah motor boat sesuai jurusan yang dituju. Males naik motor boat karena mahal? Bisa kok jalan kaki, tapi harus tau jalan2nya dengan baik, paling gak bawa peta. Jangan harap bisa naik mobil, karena emangg gak mungkin juga keliling Venice pake mobil. Namanya juga dikelilingi air kotanya.

Eh, di kanal ada perahu taxi juga lho. Harganya jelas lebih mahal dari naik motor boat. Naik gondola juga sama mahalnya, bisa aja kita digetok harga 80 euro sekali naik berkeliling. Maklum gondola saat ini banyak digunakan sebagai transportasi turis. Tapi rasanya lebih asyik jalan kaki, jika punya banyak waktu dan benar2 ingin rileks menikati Venice. Di setiap gang-gang yang kita lalui, arsitekturnya memiliki keunikan tersendiri. Entah apartemen, gereja, museum, universitas, sekolah, atau little square dimana bisa duduk2 sambil melihat burung2 dara di sekeliling.

Di Venice rasanya memang harus ke Saint Marco. Di sini terdapat kastil yang cukup besar dan juga gereja Katedral yang cantik. Sayang, kita gak boleh mengambil gambar di dalam gereja. Di dalamnya terdapatnya relikwi (sisa jenazah/tubuh orang suci yang dikeramatkan bagi penganut Katholik) dari Santo Markus. Di dalamnya juga ada peninggalan Abad Pertengahan berupa sebuah blok dari emas, berukuran kira-kira 1 m x 0,5 m. Di satu sisi blok ini terdapat gambar ikon para rasul. Di sisi lain, terdapat gambar wajah Yesus Kristus yang dibingkai oleh blok emas itu. Konon usia lukisan tersebut sudah mencapai 1900 tahun.
Di depan kastil dan Katedral ini terdapat ribuan burung dara. Kalo mau kasih makan, kita bisa beli seharga 1 euro, dan burung2 itu akan datang mengelilingi. Di sepanjang kastil itu, terdapat toko2 beragam macam produk. Dari mulai yang bermerk sampai yang biasa saja.

Venice juga terkenal dengan momen Carnaval Venice nya, dimana orang 2 berkanaval mengenakan beragam topeng menarik dan jubah warna-warni. Biasanya karnaval ini diselenggrakan di Saint Marco yang merupakan jantung kota Venezia. Topeng2 ini juga banyak dijual di sepanjang toko dimana saja dan juga kaki lima yang ada di sepanjang jalan. Tentu saja dengan kulitas yang beda. Di tempat pembuatannya, sebuah topeng yang bagus bisa saja berharga sekitar 300-an euro (3jutaan rupiah ). Sedangkan di kaki lima paling mahal sebuah topeng dijual kurang lebih 40 euro (400an ribu rupiah). Hal lainnya yg gak boleh ketinggalan dibeli adalah produk kaca yang cantik2 di Venice. Beragam jenisnya dari mulai asbak, vas bunga, piring, sendok, liontin, dan lain-lainnya. Kecantikan Venice memang agak berkurang karena ada beberapa grafitti yang sekarang menghiasi beberapa gedung. Sayang banget gak dijaga sama orang2 bertangan iseng itu. Beberapa bangunan tua juga udah mulai terlihat hitam tak terawat.
Ada satu cerita ttg Venice, bahwa beberapa waktu lalu Pemerintah Italy telah mengupayakan agar kota ini tak tenggelam dan mencoba mengangkat kota dari permukaan. Ini dikarenakan makin tingginya permukaan lautan Adriatik dan gelombang pasang yang tinggi sering terjadi, dan sempat mengkhawatirkan pemerintah kota dan warga jika Venezia nantinya akan tenggelam. Tim ahli di Italy telah mencoba mengangkat Venezia dari permukaan air dengan memompa air laut dari kanal dalam jumlah besar dan menyalurkannya ke bawah permukaan kota Venezia melalui 12 pipa sepanjang 700 meter. Air laut akan membuat pasir yang jadi fondasi kota mengembang dan mengangkat kota ini setinggi 30 cm dalam 10 tahun. Konon dalam tiga abad terakhir ini, Venezia telah menurun 30 cm. Meski rencana tersebut belum tentu berhasil, namun pemerintah kota Venezia tertarik untuk melaksanakannya demi kelangsungan kehidupan Venezia.
Bicara soal makanan, tentu saja dimana-mana terdapat restoran Italy dengan beragam pasta yang lezat. Tinggal memilih mana yang disuka. dari tortelini, macaroni, spaghetti, penne, ravioli, tagliatele, lasagna, sampai salad yang khas Italy. Dessertnya juga sama lezatnya, tiramisu, mascarpone, sabayon. Kafe-kafe yang ada juga menyajikan minuman terbaiknya, seperti machiato, cappucino, hot chocolate juga wine terbaik Italy yang dahsyat banget!
Menyimak kehidupan masyarakatnya juga menyenangkan. Banyaknya kafe di Venezia memang bermanfaat. Ini dikarenakan warga Venezia banyak yang berjalan kaki. Dalam perjalanan berangkat atau pulang dari kantor , mereka biasanya mampir ke kafe untuk istirahat sejenak dengan minum wine atau bir, lalu melanjutkan perjalanan lagi. Warga Venezia juga cukup fashionable. Senang rasanya melihat cara mereka berpakaian. Ada yang klasik, funky, sampai elegan. Semuanya fashionable dilihat. Well, its really interesting.
























































































No comments: