Wednesday 31 October 2007

J'ai Visite Paris

21 January 2007
Minggu pagi kita ke Paris. Dari Brussells sekitar jam delapan. Masih gelap dan dingin. Kita jemput Chantal dulu. Kebetulan dia ada rencana yg sama juga ke Paris. Jadi sama2 lah perginya. Biar di jalan juga bisa ngobrol-ngobrol. Ngusir rasa bosan.
Perjalanan dari Brussels ke Paris gak lama dengan mobil, karena posisi Brussels termasuk strategis untuk ke Amsterdam, Jerman, Luxemburg, London dan Paris. Kira-kira 300 km, ditempuh sekitar 3 jam. Pake kereta sebenarnya bisa lbh cepet. Dalam waktu 1 jam udah sampe, tapi gue mau sambil liat pemandangan. Jadi Marc mutusin naik mobil aja. Selain itu biar di Paris juga gak capek jalan kaki kemana-mana.
Di perjalanan, angin cukup dahsyat. Cuaca di winter memang gak bisa ditebak. Kapan ada hujan, angin, badai. Semua bisa datang tiba-tiba. Di jalan kita bener-bener ekstra hati2. Marc konsentrasi banget nyetirnya. Kadang mobil kita tuh kayak mau kebawa angin gitu, sangking kencengnya angin. Sempet deg deg kan deh...

Paris kota yg bagus, indah, dan kaya akan seni. Bisa dilihat dari bangunan peninggalan abad terdahulu yang masih terjaga dan dijadian obyek pariwisata. Pokoknya bagus aja judulnya. Di satu sisi terdapat pusat pertokoan mewah, maklum Paris termasuk salah satu pusat mode di dunia, selain Milan, London, New York dan Tokyo tentunya. Mau nyari Louis Vuitton terbaru dan (mungkin) blom nyampe di LV Jakarta, bisa langsung ke tokonya yg gede bgt itu.

Buat gw Paris termasuk kota 'stress' . Maklum juga sih, namanya juga kota besar. Sama kyk Jakarta juga dimana-mana orang. Padet merayap. Mobil juga gitu. Untuk cari parkir aja susahnya minta ampun. Apalagi hari Minggu di saat orang keluar untuk shopping dan makan siang. Jangan harap bisa dapetin parkir dengan mudah. Belum sikap orang2nya yg saking mau cepat2, kadang malah bikin berantem. Individual bgt. Agak berbeda dengan kota2 di Eropa lainnya. Konon, memarkir mobil di Paris belum tentu 'selamet'. Kadang dibobol oleh tangan2 tak bertanggungjawab, Metro (MRT) pun gak bersih, disana sini grafitti dan pesing bau pipis hi hi hi... Di sini juga ada daerah 'serem'nya. kalo Jakarta kayak Blok M terminal atau tanjung priok. Banyak preman juga dan tentu saja gak aman di malam hari. Jangan heran juga kalo setiap saat di Paris mendengar bunyi ambulance sering banget, gitu juga dengan sirene mobil polisi. Karena emang sering bgt terjadi kecelakaan. Sekali lagi, ini bisa dimaklumi, ciri khas kota besar kan memang begini. Sama seperti New York, dan nyaris sama juga kayak Jakarta, yang penuh sama orang2 stress juga. Meski begitu, Paris tetap dikunjungi banyak turis karena keindahan kotanya. Tergantung dari sudut mana kita melihatnya. Kalo gw pribadi, rasanya tidak tertarik untuk tinggal di sini. Di Jakarta aja udah stress bo, mending nyari kota lain yang lebih nyaman untuk tinggal. Bali sepertinya lebih damai. kalau disuruh pilih menetap dimana di Eropa, udah paling tepatlah di Brussels.


Siang itu sempet mampir ke Menara Eiffel. Gak lama sih. Cuma memuaskan rasa penasaran aja. Maklum, this is my first time to visit Paris. ternyata yang gue rasa tentang Eiffel itu 'B' aja, alias biasa. Even sama Marc datangnya, tapi kok ya gak ada greget romantisnya ya. makanya gue gak abis pikir, kenapa Tom Cruise bela2in ngelamar katie Holmes di sini. Ha ha ha...sirik aja gue ya? Terserah Tom Cruise dong ya? Suka-suka dia. Gue malah exciting banget waktu marc ngajak liat-liat both-both penjual barang-barang vitage, lukisan, piringan itam, dan lain-lain di sepanjang jalan unik dan justru sangat nyeni banget. sayang, saat itu cuaca Paris dikit-dikit ujan. jadi ya gak lama deh.

Malam hari, gue diundang dinner sama temannya Marc dan Chantal. Mereka pasangan suami-istri yang tinggal di Hericy, luar kota Paris. Sekitar 40 menit dari Paris. Mereka orang2 teater. Pasangan suami-Istri, Julian dan Claire. Julian, seorang aktor. Cukup ngetop di kalangan pencinta tetaer di perancis. Istrinya Claire, juga aktris dan aktif di teater. Ia sekarang mengajar kelas akting di Universitas. Anak mereka 3 orang, laki2 semua. Pas nyampe di kediaman Julian, udah ada pasangan, Bruno dan Florentin. Mereka teman-teman Marc saat masih aktif kerja di stasiun tv di Paris. Bruno, adalah produser film dokumeneter di Paris. Jadi malam itu kayak reunian aja. Chantal pun dulunya aktris teater, jadi malam itu orang-orang seni berkumpul. Sekaligus juga malam itu ngerayain ultah Chantal. Seru deh. Penuh tawa dan canda. Apalagi pas Claire dan Chantal kelihatan udah kebanyakan minum. Bawaanya ketawa terus!

Menu makan malam yang disajikan Claire adalah ayam bumbu curry, dengan nasi, dan sayuran. Appetizer nya udang goreng garlic dan cumi. Duh enak banget! Cuma, soal nasi dan ayam bumbu kari itu, kayaknya sengaja dimasak Claire karena sebelumnya dikasih tau Chantal, kalau gue orang Indonesia. Padahal, gak makan nasi or masakan berbumbu asia juga gak papa. Gue masih bisa menikmati makanan Eropa kok. Secara tukang makan hi, hi, hi....
Setelah makan malam, dua dari tiga putra Claire-Julian menghibur kita dengan memainkan musik. Putranya yang pertama memainkan klarinet, terus yang satu lagi main piano. Kayaknya ini merupakan kebiasaan keluarga disana, jika makan malam mengundang tamu, paling gak begitu selesai ada yang bisa dikenang dari jamuan makan mereka itu. It was a beautiful moment. kelar dinner, waktunya tidur. Gue, Marc, dan Chantal bermalam di rumah Julian. Mereka baik banget sudah menyiapkan kamar untuk kita.

Esok hari, selesai sarapan, gue dan Marc berkunjung ke Château de Fontainebleau, gak jauh dari kediamannya Julian and Claire. Ini adalah kastil tempat dimana raja2 Perancis jaman dulu tinggal. Dari Jamannya Louis IX (St Louis) sekitar tahun 1226 sampai Napoleon III, sekitar tahun 1852. Bangunannya besar dan luas banget. Masuk ke dalam harus bayar 6,5 euro (sekitar 70 ribu rupiah).
Begitu masuk ke dalam, bener2 terpana deh. Bagus dan rata2 terbuat dari emas asli perabotannya. Jadi bisa ngebayangin gimana mewahnya jaman dulu keluarga kerajaan menikmati hidup. Ada salon khusus untuk Ratu, ada kamar Raja, gereja, ruang belajar putra mahkota, dan ada juga tempat para penjaga (yang nggak kalah bagusnya. Itu aja baru pengawalnya, belom rajanya ya?).

Untuk keliling di tempat ini membutuhkan waktu satu jam, 30 menit. Itu aja baru lantai lantai satu dan dua ya, belum lantai seluruhnya (karena masih diperbaiki). Bayangin kalo seluruh lantai dan ruangan kita masuki, butuh berapa jam saking gedenya.
Kelar keliling kita langsung menuju Paris, jemput Chantal. Soalnya Chantal sejak pagi udah ke Paris duluan bareng Claire. Sekalian juga kita makan siang. Baru dari situ kita balik ke Brussels.

Dalam perjalanan menuju Brussels, kita ngunjungin satu kastil lagi di daerah Pierrefonds, namanya Château de Pierrefonds. Kastil ini bentuknya lebih kayak kastil dalam buku dongeng yg pernah gw baca. Kayak jaman2nya perang gitu di masa lalu. Pas kesana udah sore dan sepi banget. Agak merinding dikit, tapi gak ada apa-apa kok. Yang pasti kastil ini cantik. Sebenarnya ratusan kastil cantik ada di Perancis. Tapi cuma dua yang bisa gue kunjungi. Abis waktunya juga gak lama. Tapi, gak apa2 deh ya, yang penting udah liat sedikit bukti sejarah di masa lalu.




Sampai di rumah sudah larut. Marc kelihatan banget capek. Tapi masih belagak kuat gitu. Akhirnya setelah selesia makan malam, saat gue lagi nulis di komputer, eh tahu-tahu dia udah ketiduran di kursi meja makan. Hi hi hi...faktor 'U' ya booo.....gak kuat tuh tidur malam-malam.
Kasihan dia, nyetir melulu dari kemarin. Tapi mudah-mudahan sih, dia ngerasain bahagia juga atas kebersamaan kita selama di Paris dan Hericy.



























No comments: