Tuesday 30 October 2007

Weekend in Heidelberg

6 - 7 January 2007
Akhir minggu ini gue and Marc mutusin untuk liburan ke Heidelberg. Heidelberg adalah sebuah kota otonom di Baden -Wurttemberg, jerman yang terletak di tepi Sungai Neckar. Heidelberg terkenal dengan kastil dan Universitas Heidelberg yang usianya sangat tua, dan menghasilkan para peraih nobel dan ilmuwan terkenal di dunia.
Jerman memiliki luas wilayah 237 km2 dengan kepadatan penduduk 260 jiwa tiap km2. Negara itu termasuk yang padat penduduknya di Eropa dan menunjukkan konsentrasi penduduk di kota-kota yang sebagian besar berlokasi di sekitar batas selatan dan dataran rendah. Konsentrasi yang lebih kecil terdapat di kawasan pegunungan selatan. Kota-kota penting di Jerman antara lain Berlin, Heidelberg, Stutgart, Munich, Dusseldorf, Cologne, Dortmund, Essen, Duisburg, Hamburg, dan Bonn. Di antara deretan kota tersebut, Heidelberg termasuk salah satu yang paling banyak dikunjungi karena daya tarik gedung-gedung bersejarah dan tradisi lama yang masih dipelihara baik.
Dari Brussell berangkat jam setengah sepuluh pagi. Alhamdulilah cuaca pagi itu nggak terlalu dingin, sekitar 10°. Namun begitu sampai perbatasan Brussels-Aachen cuacanya berubah karena angin dan hujan rintik2. Bisa ditebak deh dingin lagi. Beberapa kali kita berhenti untuk istirahat. Soalnya kesehatan Marc memang nggak bagus, jadi mengharuskan beberapa kali istirahat. Nggak bisa kelamaan nyetir dengan kaki yang terlalu lama duduk. Gue sih santai2 aja, seneng karena bisa sekalian ngeliat pemandangan. Di sepanjang jalan tol (gratis lho, gak bayar kayak di Indo he he he..), setiap 10 km selalu ada tempat istirahat. Meski cuma taman kecil dengan bangku, dan deretan tempat sampah (di Eropa urusan membuang sampah tertib, orang bisa aja mengarahkan mobilnya untuk buang sampah doang. Gak kayak orang kita, kadang suka asal main buang aja di jalan). Selain itu kira2 setiap 20 km juga ada restaurant, pompa bensin, dan toilet (yang dijamin bersih dan ada yg canggih juga bentuknya).
Sampai Heidleberg sekitar pukul 6 sore, langsung menuju hotel yg udah kita reserved. Ternyata hotelnya gak jelimet tempatnya. Jadi begitu kita masuk di kota ini, langsung kelihatan deh dari jauh.

Kesan pertama masuk kota ini masih biasa. Sama lah seperti kota-kota di Eropa pada umumnya. Tapi saat itu sepanjang jalan kelihatan kotor karena banyak banget daun2 yang berjatuhan tapi gak dibersihin. Jadi membuat pemandangan sepanjang jalan gak sedap. Kalo di Brussels kan bersih abis. Gak ada satupun daun yg berguguran terkena angin ada di tanah. Tapi mungkin karena masih libur Natal dan tahun baru, jadi yang bersihin jalan belom bertugas kali.

Marc juga baru pertamakali ini ke Heidelberg, sebelumnya dia pernah tinggal di Jerman tapi di Siegen. Jadi tetep aja gak tau apa2 ttg Heidelberg. Kita sama2 penasaran lah sama kota ini. Sore itu, kita janjian ketemu Frank. Kebetulan Frank emang orang sini. Pas ketemu, Frank ngajak ke pusat kota Heidelberg dimana di sini banyak turis datang untuk ngeliat bangunan tua dan kastil yang ada. Waktu malam kita ngeliatnya sih gak terlalu antusias, hanya keliatan antik lah bangunan2nya. Selain itu di sekitar karena banyak kafe2 dan toko2 sepanjang jalan yang memasang banyak lampu, yang terlihat gemerlap suasana kaya pasar malam biasa.

Tapi begitu besok paginya gue dan Marc balik ke tmpt itu. Masyallah...bagusssssss bgt!!!! Kita sampai sana sekitar pukul 10 pagi, dan suasana Heidelberg masih sepi banget. Sepanjang pusat pertokoan juga masih tutup. Dua gereja tua yang ada di sekitar sini sudah membunyikan loncengnya berkali-kali. Beberapa masyarakat setempat (kebanyakan orang2 tua-dgn baju hitam dan bawa payung warna senada- mulai datang mengikuti misa). Suasananya magis banget, apalagi di sekitarnya terdapat kastil cantik dan bangunan2 tua lainnya. Jadi gimana ya...indah sekali ngerasain atmosfernya di sini saat pagi. Bener-bener 'dalem'. Nggak heran kalo banyak pelukis besar,satrawan, musisi atau sutradara film dunia terinspirasi sama kota ini.


Oya, Malam di Heidelberg, sempet dinner di Restoran Italy,namanya Davinci. Restorannya gak terlalu luas tapi eksklusif. Semua yang kerja di sini orang Italy, jadi bener-bener Italian abis deh. Makanannya enak banget. Cuma porsinya memang besar. Marc ngajak ke sini karena tau guew doyan banget makan pasta. Menu malam itu yg aku makan tortelini with mushroom and tomato sauce.
Heidelberg di waktu siang, berubah jadi sedikit meriah saat turis berdatangan. Gak cuma dari negara tetangga di Eropa aja, tapi juga Asia. Bolak-balik gw liat turis Jepang banyak di sini. Toko2 juga mulai buka, khususnya restauran dan kafe. Kalo toko2 baju dan lain2 banyak tutup karena memang biasanya di Eropa hari Minggu semua toko tutup.

Waktu lunch, Ketemu Frank lagi. Awalnya kita ngira Frank nggak akan ngubungi kita lagi karena kmrn sore kan udah ketemu. Takutnya ada cara lain. Tapi ternyata dia nelpon dan bilang ada waktu ketemu, so janjianlah kita di Lavazza untuk minum kopi dulu dan dilanjutin makan siang di Tavern. Di sini kita jadi ketawa bareng karena porsi makanan yang dipesen ternyata gak sesuai yg kita mau. Maksudnya kita pesen makanan dlm porsi kecil, tapi ternyata porsi kecilnya mereka tuh banyakkkk...bgt! Contohnya gue pesen ayam, di menu ditulis wings with bread.Gw pikir cuma 2 sayap ayam dan roti, tapi yg dateng ternyata 10 syap ayam dan sekeranjang roti! Marc juga gitu, pesen salad porsi kecil yg dateng satu piring gede. Wah... ! Yang selamet cuma Frank, dia pesen sesuai porsi. Meski tetep banyak juga sih porsinya menurut gue. Cuma paling nggak Frank aja yg selamet pesen menu sesuai selera. Ya jelaslah, secara dia orangg Heidelberg. Apal mati urusan makanan di restoran sekitar sini he he he....

No comments: